Melalui Imlek 2025, pesan tentang harmoni antara manusia dan alam semakin kuat, mengingatkan kita semua bahwa keseimbangan ini bukan sekadar filosofi, tetapi sebuah kebutuhan untuk masa depan yang lebih baik.
Jika Andi Achdian berupaya menghadirkan pemikiran Ong, juga penggalan isi surat-surat pribadi Ong kepada koleganya yang selama ini belum pernah dipublikasikan, sebaliknya Ong justru berperan sebagai pintu gerbang yang menghubungkan pengetahuan sejarah atau kemasyarakatan sekaligus perkawanan intelektual antara berbagai individu dengan latar belakang serta minat yang berbeda.
Di sisi lain, Ong juga menilai pentingnya memahami perubahan sosial dan politik di tingkat elite pada masa akhir Hindia-Belanda yang di dalamnya mencakup hubungan di antara tokoh dan massa selama “masa tiarap” pasca-pemberontakan 1926 dan penangkapan hingga pen-Digul-an aktivis pergerakan sesudah itu, jika membacanya dari sisi Indonesiasentris atau pandangan nasionalis. Skripsi sarjana Ong sebagai usaha memahami perubahan sosial-politik di masa akhir Hindia-Belanda dari sisi Nederlandosentris seolah keluar dari pakem historiografi Indonesia tentang perlunya menulis sejarah dari “dalam” atau dalam bingkai Indonesiasentris.
52). Sepertinya tidak ada persoalan mutakhir kemasyarakatan di negeri ini yang tidak pernah lepas dari ranah sejarah saat ditangani Ong. Achdian dengan amat baik mengemukakan topik-topik hangat yang dilontarkan Ong, atau sebaliknya penjelasan Ong atas pertanyaan Achdian mengenai isu tertentu yang mengusik benak keduanya, misalnya, tentang persoalan Tionghoa atau peristiwa 1965.
Namun kita memiliki Dosa ekologis dimana manusia melihat alam dan tanah hanya sebagai objek bukan lagi sesama ciptaan. Padahal kita diberi mandat untuk memelihara, menguasai dan menaklukkan bumi.
Dengan minimnya dampak lingkungan, gelombang laut dan tenaga air menjanjikan pilihan bersih yang dapat diandalkan untuk masa depan.
Saat memilih Indonesia, Ong mungkin telah berpikir jauh ke depan. Namun, jika menarik benang merah esai Ong, juga isi buku ini, pilihan Ong bisa dipahami. Kecintaan Ong terhadap Indonesia, dengan segala kritik di dalamnya, tercermin dalam tuturan Achdian. Ong mungkin tidak asal tunjuk ketika harus memilih Indonesia. Namun, jika jeli memahami hal itu, pilihan Ong di atas merupakan cermin kepedulian sangat sedikit/segelintir orang atas nasib bangsanya di tengah situasi ketidakpastian dan kehendak merdeka begitu kuat melekat di dalamnya. Ong seperti melawan arus dengan penuh kesadaran atas apa yang dipikirkan dan dilihatnya waktu itu.
Akibatnya, tanah organik cenderung lebih subur dan memiliki tingkat kelembapan yang lebih baik, menghasilkan hasil panen yang lebih sehat dan berkualitas.
Jadi ini salah satu pemenang lomba DKJ 2021 ya. Aku penasaran sih mau baca meski kata mbanya agak disturbing atau vulgar. Pengen tahu sisi kelam penjajahan lebih banyak. Otw masukin record untuk dibeli
Di bawah naungan Yayasan Paseban, kawasan ini menjadi pusat edukasi bagi masyarakat tentang bagaimana bertani secara alami tanpa bahan kimia berbahaya.
Para petani diajarkan bagaimana menanam tanpa pestisida kimia dan bagaimana menjaga keseimbangan ekosistem sekitar situs web mereka. Mereka juga diberikan wawasan mengenai penggunaan bahan alami seperti kompos dan bio-pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.
Salah satu masalah umum dalam pertanian organik adalah penurunan produktivitas tanaman dibandingkan dengan pertanian konvensional. Hal ini dapat disebabkan oleh rendahnya ketersediaan nutrisi atau serangan hama dan penyakit.
Beberapa olahan nutrisi yang yang sudah dibawa oleh petani tersebut akan segera diuji lab, diantaranya adalah Bafaria Bassiana (BB) dan juga Tricoderma , sesuai dengan informasi dari BBPPTP hasilnya akan keluar dalam tempo 5 Hari setelah dilakukan penelitian uji Laboratorium.
Pemerintah maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat diharapkan dapat berperan lebih aktif dalam mendorong pengembangan sistem pertanian organik di masyarakat dengan, misalnya, memfasilitasi dan mendanai berbagai penyuluhan dan pelatihan bagi kelompok-kelompok petani atau warga masyarakat lainnya yang tertarik untuk menerapkan sistem pertanian organik.